Melihat mobil konsep hasil goresan tangan Mark Widjaja ini memang unik.
Risetnya pun terbilang lain daripada lainnya, dimana pria berusia 35
tahun ini mencomot dari bentuk benda yang lazim ditemui di jalan. “Saya
melihat banyak konsumen tanah air begitu unik dalam melihat desain
sebuah mobil,” terang Widjaja ketika ditemui para jurnalis di lounge
Daihatsu di IIMS 2011.
Menurutnya, sebuah mobil akan terlihat bagus atau spektakuler jika disimak dari siluet bodi keseluruhan dan bukan dari fitur-fitur yang diaplikasikan di mobil tersebut. “Desain mobil ini berbasis pada 4 unsur, yakni proportion, architecture, surface dan something special. Dan A-concept bukanlah city car pada umumnya,” ucap pria lulusan ITS Surabaya.
Pria yang saat ini bergabung dengan PT Astra Daihatsu Motor sebagai Research and Development menuturkan, sosok A-concept nampak stabil dan kokoh. Terlebih melihat siluet pada bodi sisi samping berupa garis yang melintang sampai lampu belakang yang mengesankan bodinya yang panjang, dengan minim lekukan.
“Bahkan pada interior, konsol tengah saya hilangkan untuk memberi kesan luas di dalam kabin. Kelegaan kabin pun disesuaikan dengan tubuh kebanyakan orang Asia. Saya berharap para pengunjung suka dengan mobil ini,” tukas pria yang mulai bergabung di DMC sejak 2003.
Lalu, kapan A-concept mulai memasuki jalur produksi? Widjaja tak bisa berbicara banyak soal itu. “Banyak hal yang harus dipertimbangkan sebuah mobil konsep mulai diproduksi.”
Uniknya, Mark justru menyukai mobil-mobil berdesain yang tidak disukai oleh kebanyakan orang. “Mereka butuh waktu untuk menyukainya karena mereka tidak suka desain sederhana,” ungkap chief desiger Daihatsu A-Concept.
“Saya menyukai desain mobil karena sejak usia 5 tahun mulai menggambar mobil karena bapak saya seorang pengusaha karoseri mobil di Surabaya,” urainya. “Sayangnya, beliau meninggal muda. Tapi passion itu terus ada di dalam diri saya.”
Mark memiliki andil di bagian depan dan buritan Daihatsu Terios yang dijual saat ini.
Menurutnya, sebuah mobil akan terlihat bagus atau spektakuler jika disimak dari siluet bodi keseluruhan dan bukan dari fitur-fitur yang diaplikasikan di mobil tersebut. “Desain mobil ini berbasis pada 4 unsur, yakni proportion, architecture, surface dan something special. Dan A-concept bukanlah city car pada umumnya,” ucap pria lulusan ITS Surabaya.
Pria yang saat ini bergabung dengan PT Astra Daihatsu Motor sebagai Research and Development menuturkan, sosok A-concept nampak stabil dan kokoh. Terlebih melihat siluet pada bodi sisi samping berupa garis yang melintang sampai lampu belakang yang mengesankan bodinya yang panjang, dengan minim lekukan.
“Bahkan pada interior, konsol tengah saya hilangkan untuk memberi kesan luas di dalam kabin. Kelegaan kabin pun disesuaikan dengan tubuh kebanyakan orang Asia. Saya berharap para pengunjung suka dengan mobil ini,” tukas pria yang mulai bergabung di DMC sejak 2003.
Lalu, kapan A-concept mulai memasuki jalur produksi? Widjaja tak bisa berbicara banyak soal itu. “Banyak hal yang harus dipertimbangkan sebuah mobil konsep mulai diproduksi.”
Uniknya, Mark justru menyukai mobil-mobil berdesain yang tidak disukai oleh kebanyakan orang. “Mereka butuh waktu untuk menyukainya karena mereka tidak suka desain sederhana,” ungkap chief desiger Daihatsu A-Concept.
“Saya menyukai desain mobil karena sejak usia 5 tahun mulai menggambar mobil karena bapak saya seorang pengusaha karoseri mobil di Surabaya,” urainya. “Sayangnya, beliau meninggal muda. Tapi passion itu terus ada di dalam diri saya.”
Mark memiliki andil di bagian depan dan buritan Daihatsu Terios yang dijual saat ini.
0 comments:
Post a Comment